Rabu, 18 Maret 2015

Pola Keruangan Desa

POLA PEMUKIMAN DESA

1.     R. Bintarto
·         Menurut R. Bintarto ada 6 pola desa dikemukakan yaitu :
1.      Memanjang jalan : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya: terdapat didaerah Bantul, Jokyakarta
2.      Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya terdapat didaerah Bantul, yogyakarta
3.      Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai dilereng gunung
4.      Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri sendiri.
5.      Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang pantai.
6.      Sejajar jalan kereta api.

·         Gambar Pola Keruangan Desa (R. Bintarto):
 keterangan :
    a. Memanjang jalan
    b. Memanjang sungai
    c. Radial
    d. tersebar
    e. memanjang pantai 



2.     N. Daldjoeni
Daldjoeni (1987) mengemukakan bahwa ditinjau dari pola tata guna lahannya, ada empat bentuk perdesaan yang banyak dijumpai di Indonesia. Keempat bentuk desa tersebut adalah sebagai berikut.

a. Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Pola semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama bentuk desa yang linear atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.


Gambar 1. Bentuk Desa Linear Mengikuti Jalan. Bentuk ini banyak terdapat di daerah dataran rendah.

b. Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai.


Gambar 2. Bentuk Desa Memanjang Mengikuti Garis Pantai. Bentuk desa ini terjadi karena aktivitas manusia yang mencari ikan dan hasil laut lainnya.

c. Bentuk desa terpusat. Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan. Wilayah pegunungan biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari keturunan yang sama sehingga antara sesama warga masih merupakan saudara atau kerabat.


Gambar 3. Bentuk Desa Terpusat Bentuk desa ini banyak terdapat di wilayah pegunungan.
d. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu. Bentuk semacam ini banyak dijumpai di wilayah dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas lainnya.


Gambar 4. Bentuk Desa Mengelilingi Fasilitas Tertentu. Bentuk desa ini terjadi karena adanya fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat.

2.     Pola pemukiman desa yaitu:
1.      Pola pemukumiman desa mengelompok (Nucleated Village) yaitu pemusatan penduduk desa hidup menggerombol membentuk suatu kelompok yang disebut nucleus. Pola ini dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut:
3.      tanah yang subur adalah daerah yang memiliki tanah yang subur memikat penduduk untuk berdiam mengelompok.
4.      reliefnya tidak kasar adalah daerah dataran rendah yang banyak didiami penduduk.
5.      air tanah yang dalam adalah daerah ini akan didapatkan jumlah sumur yang sedikit dan jumlah memusat disekitar sumur.
6.      Keamanan daerah yang keamanannya belum menjamin, penduduk akan hidup mengelompok.
2.      Pola pemukiman desa memanjang (line village) yaitu penduduk desa menyusun tempat tinggalnya mengikuti jalur pantai, sungai atau jalur jalan dan membentuk suatu deretan perumahan.
3.      Pola pemukiman desa menyebar (open country village) yaitu penduduk desa memilih atau membangun tempat kediamannya tersebar di suatu daerah pertanian hingga dimungkinkan adanya suatu hubungan dagang, karena perbedaan produksi dan kebutuhan. Pola ini juga disebut trade center community. Pemukiman penduduk yang menyebar dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut:
·         bencana banjir adalah daerah banjir dapat menjadi pemisah antara pemukiman penduduk antar satu dengan yang lainnya.
·         topografi yang kasar adalah daerah ini pemukiman penduduk akan menyebar.
·         air tanah yang dangkal adalah pembuatan sumur dibuat dengan mudah dimana-mana sehingga pemukiman perumahan penduduk menyebar mengikuti penyebaran sumur.

CIRI-CIRI DESA SWADAYA, SWAKARYA, dan SWASEMBADA
1.      Desa Swadaya dengan Ciri-ciri :
a.       Sebagian besar kehidupan penduduknya masih tergantung  pada keadaan alam.
b.      Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
c.       Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik
d.      Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik
e.       Tingkat pendidikan dan produktivitas penduduknya masih rendah
f.       Belum mampu dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri (Anonim,2008)
2.      Desa Swakarya (Transisi) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Sudah mampu menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri.
b.      Lembaga sosial desa dan pemerintahan sudah berfungsi.
c.       Administrasi desa sudah berjalan.
d.      Adat-istiadat mulai longgar.
e.       Mata pencaharian mulai bearagam.
f.       Sudah ada hubungan dengan daerah sekitarnya (Anonim,2008).
3.      Desa Swasembada memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Sarana dan prasarana desa lengkap.
b.      Pengelolaan administrasi telah dilaksanakan dengan baik
c.       Pola pikir masyarakat lebih rasional
d.      Mata pencaharian penduduk sebagaian besar di bidang jasa dan perdagangan